Dubes Arab Saudi Bedah Buku “Safir bayna Quthbayn” bersama Civitas FDI
Dubes Arab Saudi Bedah Buku “Safir bayna Quthbayn” bersama Civitas FDI
Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Republik Indonesia, H.E. Mr. Esam A. Abid Althagafi pada Senin, 13 Mei 2019 bersilaturahim ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan diterima oleh Rektor Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A., Dekan FDI Dr. Mohammad Syairozi Dimyathi Ilyas, Lc., M.Ed. serta jajaran Dekanat FDI. Selain untuk bersilaturahmi Dubes Esam juga menjadi narasumber pada bedah buku karyanya berjudul “SAFIR BAINA QUTHBAYN” atau Duta Besar di Antara Dua Kutub yang digelar Fakultas Dirasat Islamiyah di Ruang Diorama yang dihadiri Civitas FDI. Pada sambutannya Rektor Amany Lubis menyatakan cukup senang atas kedatangan tamunya itu. Ia berharap Dubes Arab Saudi yang baru untuk Indonesia dapat lebih mempererat persabahatan kedua negara, yakni antara Indonesia dan Arab Saudi. Dia juga menjelaskan bahwa “Banyak mahasiswa UIN Jakarta yang melanjutkan studi ke beberapa kampus di Saudi Arabia. Demikian pula sebaliknya, banyak dosen yang alumni dari Arab Saudi mengajar di UIN Jakarta”. Dubes Esam telah menjadi duta besar selama 40 tahun dan Indonesia adalah negara ke-7 dimana ia bertugas. Dia bercerita perjalanan karinya, dimana pada tahun pertama kuliah dia menikah. Setelah lulus dari kuliah dia bekerja di Kementrian Luar Negri Saudi. Esam juga pernah menjadi Dubes Saudi di Amerika (Wasington DC) bertepatan saat itu terjadi kasus terorisme (Serangan 11 September 2001, para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York City) yang dilakukan kelompok Osamah Bin Laden, dan beliau mendapati masalah disitu karena beberapa warga saudi terlibat dengan kelompok Osamah Bin Laden ini. Tapi beliau dapat menyelesaikan masalah ini dengan jalur diplomasi. Dia juga menjelaskan bahwa “Islamophobia yang di-framing-kan barat tidaklah benar karena islam agama yang penuh kasih sayang. Adapun dalam kekuatan politik internasional islam harus bersatu supaya tidak dihegemoni oleh negara lain seperti Amerika.” Dalam menjadi duta besar yang baik menurut Dubes Esam “harus mengerti kebudayaan setempat, agar dapat menyesuaikan dengan negara setempat. Dua prinsip yang harus selalu dipegang dalam setiap aktivitas adalah ikhlas dan sesuai syariat.” Tambahnya. Dubes Esam juga mengungkapkan tentang kisah perjalanan karir diplomatiknya, misalnya sejak menjabat Dubes di Argentina hingga di Norwegia. Di kedua negara inilah Dubes Esam berkunjung ke wilayah paling selatan dekat kutub dan ke wilayah paling utara di kutub utara. Baca juga: Esam sendiri resmi menjabat Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Indonesia pada Februari 2019 lalu. Ia menggantikan Dubes lama Osama bin Mohammed Abdullah Al-Shuaibi. (ns, qs, as).