Jurnalis FDI, Jakarta–
Akademik Fakultas Dirasat Islamiyah kembali mengadakan Workshop Internasional pada Rabu (14/10/2020) dengan mengusung tema “Pemanfaatan Korpus untuk Penyelesaian Penelitian Islamic Studies pada Tugas Akhir Mahasiswa”. Workshop yang biasanya diadakan rutin sebulan sekali ini dimulai pada pukul 08.00 – 14.00 WIB dengan menggunakan aplikasi Zoom sebagai media penyampaiannya serta ditujukan kepada mahasiswa semester 5 dan 7 Fakultas Dirasat Islamiyah dan terbuka pula untuk umum.
Workshop pemanfaatan korpus ini bertujuan untuk memperkenalkan inovasi baru di Era Digital khususnya kepada Fakultas Dirasat Islamiyah yang berbasis bahasa Arab, di mana hal tersebut dapat membantu dan memudahkan para mahasiswa dalam penyelesaian penelitian Studi Islam pada tugas akhir atau skripsi.
Seminar yang bekerjasama dengan Lembaga MIDAD IMLA’ INDONESIA dan IMLA’ INDONESIA, dibuka dengan dua sambutan, yaitu dari Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof.Dr. Amany Lubis dan Dekan Fakultas Dirasat Islamiyah, Dr. M. Syairozi Dimyathi.
Dr. M. Syairozi memaparkan salah satu manfaat dari korpus adalah untuk membantu penelitian ilmiah. Ia juga menjelaskan bahwa Fakultas Dirasat Islamiyah menjalin hubungan dengan Universitas Al-Azhar Mesir, di mana sistem pembelajarannya menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar perkuliahan. Oleh karena itu ia menyampaikan dalam seminar kali ini mahasiswa akan mendapatkan manfaat yang sangat banyak.
Begitu pula sambutan kedua dari Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof.Dr. Amany, Ia menuturkan kepada seluruh peserta seminar agar tidak membuang-buang waktu dan menumbuhkan semangat penuh dalam belajar. “Internet saat ini banyak sekali manfaat, jangan melihat hal-hal yang dilarang atau sesuatu yang tidak bermanfaat, tetapi lihatlah hal-hal yang positif. Gunakanlah waktu dua puluh empat jam yang kita miliki dengan bermanfaat” ucapnya pada akhir sambutan.
Setelah itu tibalah pada acara inti untuk membahas tema dari seminar ini dengan menghadirkan dua orang narasumber, yaitu Dr. Nur Hizbullah dari Universitas Al-Azhar Indonesia Department of Arabic Studies yang mumpuni dalam bidang Linguistik Korpus, Studi Budaya, juga Studi Literatur. Sementara narasumber kedua yakni Assoc. Prof. Dr. Haslina Binti Hassan dari International Islamic University Malaysia (IIUM) Kulliyah of Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences, yang ahli pada bidang Sofware Development, Java Programming, Agile Methodologies juga CRM.
“Korpus sebagai representasi gambaran penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari oleh seseorang maupun kelompok entah berupa tulisan ataupun lisan, yang terdokumentasikan secara sistematis melalui pendekatan mekanistik-komputasi” ucap Dr. Nur Hizbullah saat mendefinisikan Korpus. Tidak hanya itu, ia juga memaparkan potensi adanya korpus di Indonesia, seperti korpus Pendidikan berupa buku ajar atau media pembelajaran lainnya, korpus kebahasaan berupa artikel, dan laporan, sampai Korpus dokumen berupa daftar kata serapan Arab-Indonesia dan terjemahannya.
“Maktabah Syamilah adalah korpus terbesar sampai saat ini. Data-datanya yang amat banyak dan lengkap membuatnya masih menjadi rujukan terbaik untuk para mahasiswa UIN“. Tutur Dr. Nur Hizbullah ketika menjawab pertanyaan dari salah satu peserta seminar. Ia pun menyebutkan situs website corpus.quran.com serta corpus www.kacst.edu.sa sebagai salah satu korpus yang berada di luar negara Arab. Ia juga memperlihatkan dan mempraktekan bagaimana cara penggunaannya melalui aplikasi lain seperti AntConc yang ditampilkan melalui media share screen Zoom.
Sesi kedua adalah pemaparan dari Assoc. Prof. Dr. Haslina, ia menjelaskan tentang Penggunaan kata yang baik dan benar dalam kepenulisan bahasa Arab. Tentu saja materi ini tidak jauh dari tema yang diusung, yakni seputar pemanfaatan korpus sebagai referensi atau rujukan yang asli dan terpercaya untuk sebuah penelitian atau karya khususnya penelitian Studi Islam pada tugas akhir mahasiswa. “Korpus bukan menjadikan kita untuk plagiat, tapi untuk membuat kita paham bagaimana cara menggunakan kata bahasa Arab dengan benar, sebagaimana kaidah yang disepakati oleh mayoritas orang arab” tuturnya saat dipenghujung materi. (Tim Jurnalis FDI: Sayyida Naila N & Syahri Elistiani G).