Untuk menguatkan silaturahmi dan kekeluargaan antar klub debat Bahasa Arab di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, klub debat Bahasa Arab Al-Abqary Fakultas Dirasat Islamiyah dan UKM Bahasa Foreign Languages Association (FLAT) menggelar acara Sparring Debat Bahasa Arab pada Minggu (4/10/2020) dalam jaringan (daring) melalui aplikasi Google Meet.
Dalam kesempatan kali ini, Al-Abqary diwakili oleh M. Abid Al-Akbar (semester 3) sebagai pembicara pertama, Teguh Satria Pendowo (semester 1) sebagai pembicara kedua, dan M. Faiq Rifqi (semester 5) sebagai pembicara ketiga.
Abid mengatakan bahwa kegiatan yang sudah direncanakan dua minggu sebelumnya ini dilatarbelakangi oleh dua faktor utama. Pertama, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat anggota yang akan mengikuti lomba debat Bahasa Arab dalam jangka waktu dekat. Kedua, menguatkan tali silaturahmi antara Al-Abqary dan FLAT.
“Sebenarnya sparring dengan FLAT itu sudah direncanakan dari dua minggu yang lalu untuk persiapan lomba di UIN Yogya, yaitu SUKAARABIC Festival. Oleh karena itu, kita ingin menguatkan satu sama lain dengan mengadakan sparring. Mungkin dengan adanya sparring ini juga menguatkan tali silaturahmi Al-Abqary dengan FLAT UIN Jakarta,” ujar Abid.
Ia menambahkan bahwa sparring kali ini memberikan dampak besar bagi Al-Abqary. Kegiatan ini mengembalikan semangat debat Bahasa Arab sekaligus membentuk kebiasaan debat Bahasa Arab setelah beberapa bulan vakum dikarenakan pandemi.
Faiq, salah satu peserta Al-Abqary, mengaku jika timnya tidak ada persiapan khusus untuk pertandingan ini karena anggotanya mempunyai kesibukan masing-masing. Ia menjelaskan bahwa timnya memulai persiapan dengan membaca materi mosi debat secara individu. Sedangkan untuk diskusi sendiri dilaksanakan dua kali, yaitu Sabtu sore dan Minggu sebelum sparing dilaksanakan.
Selanjutnya, Teguh, yang notabenenya mahasiswa baru dan masih melaksanakan rangkaian seleksi keanggotaan Al-Abqary, mengungkapkan kebahagiannya ketika diwawacarai mengenai perasaannya mengikuti kegiatan ini. Ia mengatakan bahwa dirinya sangat bahagia bisa mengembangkan minat, bakat, dan hobinya dalam debat Bahasa Arab. Ia juga menyampaikan motivasi kepada mahasiswa baru lainnya untuk semangat mempelajari debat Bahasa Arab.
“Saya mendapatkan banyak mufrodat dan banyak pengetahuan. Saya dituntut lebih memahami situasi dan kondisi juga dituntut untuk berpikir kritis. Jadi, tidak ada rugi sekecil apapun ketika kita menggeluti dunia Bahasa Arab,” pungkasnya. (Tim Jurnalis FDI: Suci Amalia).