Pantang mati sebelum berkarya. Begitulah motivasi yang dipegang erat oleh Amien Nurhakim, alumni Fakultas Dirasat Islamiyah yang kini bukunya yang berjudul, “Untaian Motivasi dalam Nadhom al-‘Imrithi”, memasuki cetakan kedua.

Motivasi itu ia dapatkan dari seorang kiai yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, K.H. Ali Mustafa Yaqub. Di antara pesan beliau yang kini menjadi slogam tersendiri di kalangan santrinya adalah “Walā tamūtunna illā wa antum muslimūn”, yang secara harfiah ialah, janganlah kalian meninggal kecuali telah menjadi seorang penulis. Pesan ini kemudian dimaknai secara lebih luas oleh Amin hingga berarti pantang mati sebelum berkarya.

Author Alif.id dan Majalah Nabawi ini mengaku tidak menyangka bahwa bukunya akan dicetak untuk kedua kalinya. “Awalnya saya malah pesimis bukunya gak ada yang baca, tidak tahunya cetakan pertama langsung habis.” Ungkapnya kepada tim jurnalis FDI saat diwawancarai beberapa hari yang lalu via whatsapp.

Tidak butuh waktu yang lama, hanya sekitar 3 bulan setelah cetakan pertamanya di bulan Juni untuk kemudian memasuki cetakan kedua setelah terjual 250 eksemplar.

Hal yang paling berkesan bagi alumni Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences ini adalah pada saat mengolah makna. Hal itu dikarenakan buku yang ditulis mengambil referensi utama dari buku berbahasa Arab yaitu Nadhom al-‘Imrithi. Sehingga penyesuaian makna pun sangat diperlukan agar pembaca lebih mudah memahami maksud dan pesan dari bacaan.

Terakhir, pria berdarah Sunda ini berpesan kepada para penulis muda, terkhusus penulis muda FDI untuk terus mengasah kemampuan menulisnya.

“Jangan berhenti menulis. Setiap nambah pengetahuan, refleksikan sedikit-sedikit, minimal lewat catatan kecil, supaya kemampuannya terus meningkat. Jangan lupa banyak membaca supaya tidak kehabisan gagasan dan ide, juga inspirasi. Jangan minder dengan statusnya sebagai mahasiswa FDI, ingatlah bahwa siapapun kini sudah bisa menulis, minimal menulis di story whatsapp. Dee Lestari adalah mahasiswi Ilmu Politik, Andrea Hirata adalah mahasisiwa bidang Ekonomi. Keduanya adalah penulis ulung yang karyanya sudah dibaca jutaan orang, bahkan diangkat ke layar lebar. Dari kedua orang tersebut kita belajar bahwa semua orang bisa menjadi penulis.” Pungkasnya. (Tim Jurnalis FDI: Muh. Salahuddin Al Ayyubi).