Mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI), Qolbun Salim Alfaruqi atau akrab dipanggil Qolbun meraih predikat sebagai wisudawan Penulis Skripsi Terbaik pada Wisuda Program Studi Dirasat Islamiyah (S1) Fakultas Dirasat Islamiyah ke-60/117 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penghargaan tersebut diberikan pada acara Pembekalan Wisudawan yang diadakan pada hari Jum’at, 28 Agustus 2020 secara online melalui aplikasi Zoom Meeting.

Skripsi yang ia tulis berjudul “AL-MADZÂHIB AL-NAHWIYYAH FÎ KITÂB JÂMI’ AL-DURÛS AL-’ARABIYYAH LI AL-SYAIKH MUSTAFÂ AL-GHALÂYAINY (DIRÂSAH TAHLÎLIYYAH)”. Qolbun mengatakan bahwa dalam skripsinya itu ia meneliti jenis madzhab yang digunakan dalam menulis kitab Jami’ al-Durus. “Saya menggunakan studi pustaka, saya menghadirkan pendapat penulis lalu saya bandingkan dengan pendapat ulama madzhab nahwu terdahulu sehingga saya tahu Syekh Al-Ghalayainy ini menggunakan madzhab apa dalam menulis kitab tersebut,” jelasnya.

Dibalik skripsi terbaiknya, Qolbun mengaku ketika menulis skripsinya tersebut ia membawa tugasnya itu secara santai dengan tetap rutin menulis satu halaman dalam sehari. Kendala yang dihadapi pun tidak terlalu banyak, hanya saja ia kesulitan untuk mendapatkan kitab cetak sehingga lebih sering menggunakan kitab pdf sebagai referensi.

Qolbun menambahkan, ia merasa senang dan bersyukur karena perjuangannya yang telah ia lakukan selama ini berbuah manis. Ia tak lupa berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsinya. Pencapaian tersebut juga tidak terlepas dari arahan Dosen Pembimbing skripsinya, yaitu Dr. Ahmadi Usmani, M.A. “Beliau sangat mendukung dan berperan besar dalam pembuatan skripsi saya. Banyak sekali masukan dan koreksian yang sangat bermanfaat untuk skripsi saya,” ujarnya.

Sebenarnya, ini bukan kali pertama Qolbun dinobatkan sebagai mahasiswa berprestasi. Selama kuliah pun ia dikenal sebagai mahasiswa yang berprestasi baik dari segi akademik maupun non-akademik. Ia aktif dalam beberapa organisasi dan sering mengikuti ajang perlombaan, terutama lomba debat Bahasa Arab baik tingkat nasional maupun internasional.

Tak puas dengan pendidikannya di sarjana, setelah lulus dari FDI ia berencana untuk melanjutkan pendidikan di jenjang magister dengan mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Arab, juga menyelesaikan studinya di Pondok Pesantren Darus Sunah.

Sebagai penutup, Qalbun mengakhiri wawancara ini dengan menitipkan harapan bagi mahasiswa FDI untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan memanfaatkan kesempatan dengan sebaik mungkin, “Banyak sekali dosen yang merupakan ulama dan kyai yang bisa diambil ilmunya, sayang kalau tidak belajar secara maksimal di FDI,” pungkasnya. (Tim Jurnalis FDI: Suci Amalia).