6th IDIC: Bahasa Arab Wadah Ilmu Pengetahuan dan Bangunan Peradaban
6th IDIC: Bahasa Arab Wadah Ilmu Pengetahuan dan Bangunan Peradaban
Gedung Auditorium Harun Nasution, Rabu, 14 November 2018 Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menggelar 6th International Dirasat Islamiyah Conference (IDIC), dengan tema:

مؤتمر الدراسات الإسلامية الدولي السادس

 "اللغة العربية وعاء علوم وبناء حضارات"

Acara tersebut termasuk dalam rangkaian HAMASAH ke 3, yang dilaksanakan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FDI. Seminar Internasional dan HAMASAH ini dibuka oleh Rektor Prof. Dr. Dede Rosyada, MA dan dihadiri oleh mahasiswa berbagai fakultas yang mempelajari Bhs Arab, para dosen, para peserta lomba HAMASAH dari beberapa perguruan tinggi, perwakilan Kemenpora, dan tamu undangan dari beberapa pondok pesantren. Tema Seminar Internasional ke 6 ini dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan “Bahasa Arab Wadah Ilmu Pengetahuan dan Bangunan Peradaban”, dengan para narasumber sebagai berikut:
  1. KH. Ahmad Baso (Indonesia)
  2. Ust. Ali Ahmed Al-Zubaedi (Saudi Arabia)
  3. Dr. Hasan al-Haj Adam Abdul Karim (Sudan)
  4. Syeikh Faishal Hamood, M.Hum. (Yemen)
  5. Dr. Ahmad Ishom At-Tamadi (Egypt)
Ahmad Baso, seorang pegiat kajian keislaman di Indonesia, dalam pemaparannya menyampaikan: “Peran Ilmu Bahasa Arab dalam menjaga stabilitas pengetahuan kebangsaan Indonesia, menurut Mohammad Abed Al-Jabiri bahasa menentukan cara pandang, berfikir dan sosial daerah. Perluasan Bahasa Arab salah satu penyebabnya adalah datangnya saudagar, imigran timur tengah dan para da’i manca negara terlebih dari jazirah arab dalam menyebarkan Islam pun juga terlahirnya akulturasi budaya Arab dan Indonesia, dan proses arabisasi harus disertai dengan adanya Ilmu Tashawuf yang berorientasi pada ketundukan dan kepatuhan dalam menjalankan perintah syariat yang Berbahasa Arab, seperti melaksanakan sholat dan interaksi sosial lainnya. Bahkan menurut Imam Syafi'i setiap negeri muslim harus ada ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh kearifan lokal guna menciptakan jiwa kebangsaan dan keagamaan yang kokoh.” Pemateri kedua, Ali Ahmed Al-Zubaedi menyampaikan: “Eksistensi Bahasa Arab bukan hanya Bahasa Al-Qur’an, Syurga dan Agama Islam, akan tetapi merupakan satu-satu nya bahasa yang lansung dijaga dan dilestarikan oleh Allah SWT. Bahasa Arab merupakan sumber dari segala peradaban baik dimasa lampau, sekarang dan masa yang akan datang. Bahasa yang kaya akan kosa kata, budaya dan sudut pandang berbeda dari bahasa-bahasa yang lain, bahkan beberapa negara menggunakan kata serapan dari Bahasa Arab.” Hasan al-Haj pemateri ketiga menyampaikan: “Bahasa arab adalah sumber ilmu pengetahuan, baik sumber pengetahuan baik itu ilmu umum atau agama. Dan tantangan yang dihadapi sekarang adalah banyak perguruan tinggi yang mengurangi jadwal pembelajaran Bahasa Arab dengan memperbanyak jadwal bahasa lain yang berimbas pada merosotnya peminat Bahasa Arab.” Faishal Hamood pemateri keempat menyampaikan: “Pembagian ilmu Bahasa Arab dalam kitab Kawakib Al-Dhurriyah yang mana terbagi menjadi 12 bidang ilmu diantaranya 1) Ilmu Lughoh, 2) Ilmu Nahwu, 3) Ilmu Sharf, 4) Ilmu Isytiqaq, 5) Ilmu Arudh, 6) Ilmu Qawafi, 7) Ilmu Qardhus Syi’ri, 8) Ilmu Khat, 9) Ilmu Mukhadarat, 10) Ilmu Badi’, 11) Ilmu Bayan, dan 12) Ilmu Ma’ani.” selanjutnya, “Peran Bahasa Arab adalah untuk mewadahi ilmu ilmu yang lain, diantaranya:
  1. Bahasa Arab sebagai pokok dalam Tauhid. Hal ini ditunjukkan dengan memahami ayat-ayat mutasyabihat yang mana ada beberapa pendapat dalam menyikapi hal ini ini. Bagaimana seseorang memahami ayat-ayat mutasyabihat dengan kemampuannya dalam Berbahasa Arab.
  2. Bahasa Arab adalah alat untuk memahami kandungan ayat Al-Qur’an seperti Gharibil Qur’an.
  3. Bahasa Arab sebagai alat untuk memahami Fiqh.
  4. Bahasa Arab sebagai alat untuk memahami Ushul Fiqh, yang mana dalam di dalamnya terdapat beberapa qawaid ushuliyyah yang berkaitan dengan Bahasa Arab misalnya lafadz amm, khas, muqayyad, dan mujmal
Pada akhir pembahasan beliau menambahkan “Bahwasanya Bahasa Arab bukan hanya untuk orang arab namun untuk semuanya, memakai Bahasa Arab akan meningkatkan diri kita, dan Bahasa Arab juga mempunyai keistimewaan yaitu satu makna yang mempunyai makna lebih dari satu. Contoh lafadz musytarak yang mana dalam satu lafadz yang mempunyai makna lebih dari satu.” Dan pemateri terkahir atau yang kelima yaitu Ahmad Ishom menyampaikan: "Bangsa Arab disatukan dengan satu bahasa yaitu Bahasa Arab, Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan dalam Al-Qur’an, yang mempunyai keindahan sendiri. Bahasa Arab ini berkembang pada zaman Umayyah, yaitu ketika muncul pembukuan buku dan penerjemahan beberapa bahasa asing ke dalam Bahasa Arab khususnya pada zaman Umar bin Abdul Aziz.” “Salah satu yang harus diperhatikan, dalam mempelajari suatu bahasa seperti Bahasa Perancis atau bahasa barat yang lain, maka harus mempelajari Bahasa Arab dengan baik agar akidah seseorang tidak tergoyahkan. Salah satu fenomena yang berkaitan dengan hal diatas adalah ketika adanya revolusi Perancis di Mesir, orang-orang Eropa membawa sekelompok orang dari Mesir yang dibawa ke Perancis, kemudian mempelajari keilmuan mereka. Sehingga ketika pulang mereka membawa metode apa yang diajarkan oleh orang Perancis, dan ini sangat dikhawatirkan akan tergoyahnya akidah mereka.” (Ditulis oleh Khoirul Mufid, Afni Mifta Khoirunnisa), (as). Lihat Arsip