Abqary Tidak Bosan-bosannya Menyabet Kejuaraan
Mahasiswa FDI tidak bosan-bosannya menyabet kejuaraan dalam perlombaan debat bahasa Arab yang diadakan dalam suatu event tertentu. Di bulan Desember 2021 ini saja mahasiswa FDI memenangkan dua kejuaraan lomba debat bahasa Arab. Hal itu mengangkat pamor dan menjadi sorotan orang-orang terhadap tim debat bahasa Arab FDI yang diberi nama Abqary. Lantas apa rahasia di dalam kesuksesan mereka?
“Hal pertama yang saya lakukan setelah saya diterima sebagai anggota di Abqary adalah menonton beberapa perlombaan debat via YouTube baik yang diselenggarakan di dalam negeri ataupun di luar negeri. Menurut saya ini lebih efektif untuk mengetahui kosa kata-kosa kata yang biasa digunakan dalam perlombaan. Langkah kedua yang tidak kalah penting adalah selalu hadir dalam setiap pertemuan atau pelatihan yang diadakan Abqary,” ungkap Rian Sugiarta, mahasiswa FDI semester 3 sekaligus anggota club debat Abqary.
Rian Sugiarta merupakan salah seorang peserta juara 2 yang mengikuti perlombaan debat bahasa Arab yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dalam meraih kejuaraan tersebut Rian Sugiarta ditemani rekannya yaitu Suci Amalia dan Ahmad Rifai sebagai best speaker. Perlombaan tersebut diadakan pada 11-13 Desember 2021.
Tidak sampai di situ, Rizka Venusia seorang mahasiswa baru di FDI juga ikut andil dalam mensukseskan Abqary di kejuaraan lomba debat bahasa Arab. Ia memenangkan juara 2 lomba debat bahasa Arab dalam acara Festival Arab Nusantara (FAN) yang diadakan oleh Jurusan Bahasa Sastra Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama rekannya yaitu Teguh Satria Pendowo dan Komarudin. Perlombaan ini diadakan pada 9-11 Desember 2021. Motivasinya mengikuti lomba debat bahasa Arab tersebut adalah perkataan gurunya semasa di pondok. Ia mengungkapkan bahwa seorang mahasiswa harus terus mengasah skill yang dimiliki di manapun ia berada.
Kejuaraan demi kejuaraan yang telah didapatkan oleh tim Abqary tidak membuat mereka cepat puas. Hal itu menjadi motivasi bagi mereka yang belum mengikuti lomba. Begitu pula menjadi semangat baru bagi yang telah juara setelah mengetahui celah kekurangan yang dimilikinya.
“Tentu perasaan pertama yang saya rasakan adalah senang dan bangga bisa mendapatkan juara kedua di debat kedua saya. Tetapi sebetulnya rasa bangga terbesar saya bukan sekedar tentang hasil akhir saja, tapi tentang rangkaian proses yang harus saya susun ulang. Sampai akhirnya saya berani mengikuti lomba lagi setelah sebelumnya merasakan kekalahan di debat pertama. Ya, ini sih yang lebih saya apresiasi, tetapi tentunya rasa ini rasa yang biasa saja, rasa yang wajar tetapi tetap harus mawas diri dan mengevaluasi beberapa hal dari penampilan kemarin,” ucap Rian Sugiarta sang juara 2 lomba debat bahasa Arab.
Sebagai penutup Rian Sugiarta menyampaikan motivasinya. “Setiap orang itu memiliki kuota kegagalannya masing-masing. Maka kuota kegagalan itu sebaiknya dihabiskan sedini mungkin. Sampai pada titik di mana tidak tersisa dari kegagalan itu kecuali hanya keberhasilan. Diperlukan juga kepercaayaan bahwa kegagalan itu salah satu cara unik untuk mendekati sebuah keberhasilan. Intinya jangan takut mencoba.” (Tim Jurnalis: Indri Novia Ningrum).