Dear, Pejuang Skripsi Sejati; Mencari Masalah yang Sebenar-benarnya Masalah
Dear, Pejuang Skripsi Sejati; Mencari Masalah yang Sebenar-benarnya Masalah
Dalam pembukaan webinar Percepatan Studi Mahasiswa FDI (Fakultas Dirosat Islamiyyah), Aida Humairah S.S.I., M.A menyinggung sedikit terkait beberapa kendala mahasiswa pejuang skripsi dengan segala solusinya. Di antaranya adalah mahasiswa dengan rasa malas dan galau sehingga menghambat penulisan skripsi. Mencari teman yang rajin dan meningkatkan rasa percaya diri bisa menjadi salah satu solusi. Selanjutnya, beralih pada materi kedua dari pemateri yang merupakan alumni FDI tahun 2006, Muhammad Sofi Mubarok, S.S.I., M.H.I. Sofi –sapaan akrab beliau- mempresentasikan tentang kiat-kiat penulisan skripsi yang baik dan benar bilkhusus untuk kalangan mahasiswa FDI. Dimulai dari langkah awal, menurutnya, sebelum mengembangkan ide tulisan, mahasiswa harus mempunyai asumsi dasar terkait masalah yang akan dikaji, guna mencegah adanya penulisan yang melebar ke arah yang tak menentu, sehingga menyebabkan kemacetan dalam mengembangkan tulisan. Salah satu bagian terpenting skripsi adalah masalah. Sangat perlu untuk menentukan apakah masalah yang akan dikaji merupakan masalah baru atau lama. Hal ini tentu menjadi perhatian kalangan dosen dan mahasiswa, sebab tak jarang skripsi yang hanya membahas hal-hal yang lumrah seperti faidah pengulangan ayat fabiayyi aala irobbikuma tukaddziban pada Surat Ar-Rahman. Dalam presentasi materi ini, Sofi juga menekankan bahwa alangkah baiknya jika masalah yang akan dikaji sesuai dengan problematika masyarakat sehingga bisa membawa dampak baik seperti dijadikannya hasil skripsi sebagai salah satu rujukan dari problematika yang ada. Setelah itu, 4 hal lain yang akan mempengaruhi keapikan sebuah skripsi. Mulai dari penentuan metodologi dan analisis, pendekatan dan kerangka konseptual, mengkaji masalah agar tidak berakhir sebagai tahsinul hasil dari skripsi yang telah dibuat mahasiswa lain maupun mahasiswa sebelumnya, dan yang terakhir temuan dan rekomendasi. Di penghujung materi, Sofi memberi motivasi penyemangat bagi pejuang skripsi dan agar cepat menyelesaikan studi di FDI. “Biaya hidup di Jakarta ini pengeluarannya tidaklah sedikit. Kita tidak pernah tahu apakah orang tua kita itu meminjam uang dari mana. Semakin lama anda berlama-lama di kuliah, maka akan semakin lama pula kalian membebani orang tua,” tuturnya sebagai penutup materi. (Tim Jurnalis FDI: Beliday Maissy).