FDI adakan Pelatihan Pembelajaran untuk Guru-guru MAPK Koto Baru
Aula FDI – Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Pelatihan Pembelajaran Berbasis 4-C dan Literasi untuk Guru-guru MAPK MAN PK/MAN Koto Baru Padang Panjang, Sumatera Barat, atau yang biasa disebut MAN Koto dari Senin 30 Oktober hingga 2 November 2017.
Pelatihan yang diikuti oleh 10 orang Guru MAN Koto bertempat di Ruang Sidang Lt. 2 dan kelas-kelas FDI, dengan agenda dua hari materi dan Praktikum Micro Teaching, dan dua hari mengikuti perkuliahan langsung di kelas S1 dan kelas S2 FDI. Sedangkan para narasumber dan materinya: 1)Dr. Hindun, M.Pd (Metode Pengajaran Aktive Learning), 2)Tanenji, S.Ag, MA (Pembelajaran Berbasis 4-C), 3)Dr. M. Syairozi Dimyathi, M.Ed (Pembelajaran Konten Keislaman), dan 4)Dr. Ahmadi Usman, MA (Pembelajaran Konten Kebahasa Araban).
Acara tersebut hasil buah kerjasama antara FDI UIN Jakarta dengan MAN Koto Baru, yang sebelumnya pada tanggal 26 Januari 2017 FDI dengan MAN Koto Baru melakukan Nota Kesepahaman dengan Nomor: Un.l/F6/PP.099/02/2017, yang di dalamnya terdapat di antaranya disepakati bahwa Para Pihak berhak mengajukan permohonan untuk meminta, mengusulkan dan merekomendasikan tim ahli sebagai narasumber dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh salah satu pihak.
Dalam rangka merealisasikan bidang kerjasama tersebut pada tanggal 10 Agustus 2017 MAN Koto mengadakan kunjungan kerjasama terkait pelatihan untuk guru-guru MAPK MAN Koto Baru. Dalam pertemuan ini, pihak MAN Koto menyampaikan bahwa Seiring dengan dibukanya kembali program MAPK yang selama ini ditutup oleh Kementerian Agama, MAN Koto Baru, Padang Panjang, Sumatera Barat sebagai koordinantor MAPK merespon keputusan ini dengan pengembangan-pengembangan model pembelajaran baru yang efektif.
Pembelajaran yang saat ini dikembangkan berbasis literasi 4-C (Comunication, Colaboration, Critical timing, dan Creatif inovatif Skill & problem Solving). Melalui model ini, siswa diharapkan dapat menjelaskan kembali materi, menganalisis, dan mempraktekkannya. Saat ini pembelajaran lebih berorientasi pada maudhu’i dan tahlili namun melupakan fiqih/tafsir muqaran. Siswa juga diharapkan mampu mengaplikasikan teori-teori mantiq dan balaghah.
Semoga selanjutnya FDI mampu menjadi Pusat pelatihan pembelajaran efektif bagi madrasah-madrasah dan pesantren-pesantren yang ada di Indonesia. (CB & AS).