FDI Selenggarakan Seminar Nasional Tentang Kearifan Lokal
FDI Selenggarakan Seminar Nasional Tentang Kearifan Lokal

Gedung FDI, Berita Online, Kamis (12/11), Fakultas Dirasat Islamiyah kembali menyelenggarakan seminar nasional bertajuk: Kearifan Lokal: Peluang dan Tantangan Dakwah di Indonesia. Acara ini diikuti oleh seluruh civitas akademika Fakultas Dirasat Islamiyah, dari jajaran staf pengajar hingga mahasiswa/i berbagai semester. Acara ini berlangsung dari pukul 09:00 hingga 12:00 Wib. Dalam kesempatan tersebut, berlaku sebagai Narasumber: KH. Agus Sunyoto (Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim), Ahmad Najib Burhani MA, MSc, PhD (Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), dan Susiyanto, M.Ag (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia). Secara garis besar, ketiga narasumber menerangkan bahwa masyarakat Indonesia secara kultur tidak dapat terlepas dari berbagai unsur-unsur seni, kebudayaan serta tradisi yang sudah lahir, tumbuh, berkembang dan melekat di tengah-tengah masyarakat sejak zaman dahulu. Termasuk diantaranya, yang menjadi sorotan ialah, kearifan lokal yang menjadi salah satu ciri khas kesukuan dan identitas bangsa.

Melihat celah ini, banyak sekali potensi yang dapat dikembangkan untuk kemajuan ummat islam, terutama melalui medan dakwah dengan perantara nilai-nilai kearifan lokal yang telah mengakar di masyarakat. Tanpa memandang perbedaan antar satu sama lain. Hal ini ditegaskan oleh pemaparan Susiyanto, M.Ag di tengah materinya: “Manusia memiliki perbedaan dalam hal bangsa, suku, warna kulit dan bahasa. Perbedaan bukan alasan untuk berpecah, namun di sinilah islam menekankan konsep perbedaan menjadi sarana untuk saling mengenal. Meski demikian, semua perbedaan bukan menjadi ukuran kebenaran. Kebenaran dari Allah Swt yang mengatur eksistensi nilai yang ada dalam sebuah kebudayaan dan bukan sebaliknya. Sebab manusi diukur dari ketakwaan.” Namun, di samping itu, ia menambahkan pula, di masa sekarang, tak dapat dipungkiri, bahwa ada banyak rintangan serta medan terjal yang mesti dilalui bagi para pendakwah untuk menyebarkan nilai-nilai keislaman melalui seni dan kebudayaan.

Di samping itu, di tengah penyampaian materi, KH. Sunyoto melayangkan ketidaksepakatannya terhadap istilah “kepribadian lokal” yang kerap disebut sebagai sebuah identitas. “Kalimat kepribadian lokal, ini sesuatu yang melecehkan. Sebenarnya kita sudah mendunia, sudah tidak relevan lagi kata-kata lokal,” tandasnya mengomentari istilah yang berkembang ini.

“Kultur selalu berdialektika, agama hadir untuk sebuah proses. Dari kegelapan menuju terang benderang.” KH. Sunyoto kembali menambahkan sebelum akhirnya benar-benar mengakhiri materinya. Acara tersebut dimeriahkan juga oleh penampilan apik Grup Marawis, Departemen Kesenian DEMA Fakultas Dirasat Islamiyah dan ditutup dengan penyerahan cinderamata oleh Dekan Fakutas Dirasat Islamiyah, Dr. Hamka Hasan, MA, kepada para pemateri. Dan seminar tersebut sekaligus menjadi penutup untuk kegiatan civitas akedemika Fakultas Dirasat Islamiyah untuk semester ganjil tahun ini. (IB)