Konsisten Membaca, Mahasiswa FDI Raih Juara Esai
Konsisten Membaca, Mahasiswa FDI Raih Juara Esai
Izzatur Rahman Pradiatma, mahasiswa semester tiga FDI berhasil meraih juara 1 dalam ajang lomba esai nasional yang diadakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Jakarta. Perlombaan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Santri Nasional 2021. Pendaftaran lomba dan pengumpulan naskah dibuka sejak tanggal 23 Oktober s/d 21 November 2021 dengan tema “Mengintensifkan Peran Santri di Era Disruptif Digital”. Pengumuman para pemenang lomba diumumkan pada tanggal 22 Desember 2021. Mahasiswa yang kerap disapa Eza ini mengangkat topik berjudul “Peran Santri dalam Menghadapi Krisis Air”. “Bagi saya permasalahan air adalah permasalahan yang serius, dan di sini seharusnya umat Nabi Muhammad Saw. harus sadar apalagi kaum santri yang tentu terpelajar dan yang lebih paham agama”, ujar Eza kepada tim jurnalis FDI (Rabu, 22 Desember 2021). Dalam ajang lomba esai nasional ini, Eza mengungkapkan bahwa ia sangat bersyukur dan tidak menyangka akan menduduki juara pertama. Eza juga menjelaskan bahwa motivasinya mengikuti lomba ini yang pertama karena tema yang ditawarkan oleh penyelenggara lomba sangat menarik, sehingga ia mencoba untuk berpartisipasi. Kedua, ia juga berharap tulisannya bisa memotivasi masyarakat terutama kaum santri agar ikut berpartisipasi dalam mengatasi krisis air yang tidak bisa disepelekan. Di balik keberhasilannya, Eza merupakan seorang yang konsisten dalam membaca. Kegemarannya dalam membaca bermula sejak ia duduk di bangku sekolah dasar melalui buku-buku kisah para nabi, dan sejarah Islam. Ia juga mengungkapkan bahwa ketika duduk di kelas 3 SD, hobi membacanya muncul dari membaca buku atlas agama Islam. Mahasiswa asal Bekasi ini menyatakan bahwa jika seseorang suka membaca, maka Insya Allah akan memiliki banyak wawasan, karena berilmu juga harus diimbangi dengan wawasan yang banyak. Selain membaca buku, Eza juga gemar membaca artikel, status para pemikir dan tokoh-tokoh terkemuka melalui laman Facebook, Telegram dan Instagram. Dari akses tersebut, daya pikir dan kritis pada seseorang akan terasah. “Intinya perbanyak baca sih, kalau ada rezeki ya sisihkan uang buat beli buku. Membaca itu penting, soalnya bisa menambah wawasan. Paham atau tidak itu urusan belakangan, dan juga jangan lupa ditulis! Memang sulit sih, ane juga ngerasain nulis itu agak sulit tapi itu penting banget soalnya ilmu itu bisa kita ingat hanya dengan hafalan dan tulisan,” pesannya di akhir wawancara. (Tim Jurnalis FDI: Afaf Luthfiah Azra).