Kunjungan MA Al-Kahfi: Mengapa FDI Bekerja Sama dengan Al-Azhar?
Senin (23/5) Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) kedatangan tamu spesial dari keluarga besar pondok pesantren Al-Kahfi, siswa kelas 12 MA Al-Kahfi, Bogor. Penjamuan ditempatkan di aula gedung FDI, dengan tujuan sosialisasi dan pengenalan FDI kepada 97 peserta.
Acara berlangsung mulai dari pukul 12:30 WIB. Sambutan pertama diisi oleh Dekan FDI, Dr. Mohammad Syairozi Dimyathi Ilyas, M.A. Sambutan selanjutnya oleh Wakil Dekan 4 yang diwakilkan oleh kabag kerjasama, Drs. Rahmat. Penyampaian sambutan juga diisi dari pihak MA Al-Kahfi, Agus Khoirul Anwar, Lc.
Selain mengenalkan FDI kepada para santri, kunjungan ini juga memberikan kesempatan mereka untuk bertanya seputar FDI. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan salah satu peserta adalah tentang alasan kerja sama FDI dengan Universitas Al-Azhar.“Mengapa FDI bekerja sama dengan Universitas Al-Azhar?” tanya salah seorang santri.
Pertanyaan ini kemudian dijawab langsung oleh Dr. Yuli Yasin, M.A. dengan mengatakan, “Siapa sih yang ga mau kerja sama dengan Al-Azhar?” tanya Wakil Dekan Bidang Akademik ini. Menurutnya, universitas yang sudah berumur 1082 tahun ini sudah banyak melahirkan ulama-ulama muslim di dunia, salah satunya adalah Yusuf Qardhawi. Tak hanya itu, universitas tertua di dunia ini masih menjadi pusat pembelajaran agama Islam.
Pertanyaan selanjutnya dari seorang siswa bernama Amar yang menanyakan tentang prospek kerja alumni FDI. “Prospek kerja dari FDI ini apa aja sih?” ucapnya.
Pertanyaan ini langsung dijawab oleh Dr. Muhammad Khairul Mustaghfirin, M.A. selaku sekertaris program studi. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja Sama, Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum juga menambahkan bahwa prospek kerja dari FDI ini sangat luas. Tak hanya menjadi guru, alumni-alumni FDI juga bisa menjadi jurnalis, bekerja di Kementrian Agama, Kedutaan Besar Republik Indonesia, penerjemah, bahkan menjadi importir kitab-kitab dari Timur Tengah.
Pertanyaan terakhir datang dari santri putri mengenai syarat masuk FDI. “Apa sih yang menjadi syarat masuk UIN Jakarta khususnya FDI?” katanya.
Dr. Syarif menjawab syarat-syarat untuk diterima di FDI adalah mempunyai kemampuan bahasa Arab dasar, hafalan al-Quran, dan dasar-dasar ilmu pengetahuan Islam, seperti ilmu Tafsir, Hadis, Fiqh, Nahwu, dan Sharaf.
Setelah sesi pertanyaan usai, acara ditutup dengan pembacaan doa bersama oleh Dr. Mustaghfirin sekaligus penyerahan cenderamata, baik itu dari pihak MA Al-Kahfi untuk FDI maupun sebaliknya. (Tim Jurnalis FDI: Adzka Ma’ziya, Tim Editor: Beliday Maissy).