Mariam Ait Ahmed Sampaikan Kuliah Umum “Isu Intelektual Kontemporer antara Indonesia dan Maroko”
Mariam Ait Ahmed Sampaikan Kuliah Umum “Isu Intelektual Kontemporer antara Indonesia dan Maroko”
Kamis, 13 September 2018 Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan Kuliah Umum dengan tema:

"القضايا الفكرية المعاصرة ومستقبل الحوار الثقافي بين إندونيسيا والمغرب"

Narasumber berasal dari Negara Maroko yaitu Prof. Dr. Mariam Ait Ahmed, beliau adalah Guru Besar Universitas Ibnu Tufail Maroko, dan Ketua Perhimpunan Persaudaraan Maroko – Indonesia yang sebelumnya pada Tahun 2016 juga pernah melakukan kunjungannya ke FDI. Dalam paparannya Mariam Ait menyampaikan, Pertama, Hubungan baik antara Maroko dan Indonesia sudah lama terjalin bahkan sejak berabad-abad silam. Hal ini dibuktikan dengan adanya keturunan berdarah Maroko di antara raja-raja kerajaan Islam, seperti kerajaan Samudera Pasai dan kerajaan Sumenep Madura. Kedua, Komponen dalam konstruksi peradaban tidak lepas dari upaya pengembangan diri dan integrasi ilmu pengetahuan. selain itu, asumsi bahwa ilmu-ilmu agama hanya terbatas pada wacana hukum yang berkaitan dengan halal dan haram adalah tidak benar, melainkan sangat luas dan mencakup segala sesuatu yang bermanfaat bagi orang-orang. Ketiga, kurangnya sikap kritis pelajar muslim dalam melihat berbagai kajian pada masa kini khususnya yang berasal dari dunia barat. Keunggulan integrasi pengetahuan dalam Islam sudah dimulai sejak zaman dahulu, ketika para ulama menggunakan berbagai sudut pandang ilmu dalam melihat berbagai permasalahan, baik yang bersifat duniawi maupun yang ukhrawi. Keempat, seruan untuk bergerak menuju reformasi sistem pendidikan dengan pendekatan integratif yang kognitif yang berusaha untuk menduplikasi ilmu pengetahuan dan menggunakannya dalam pelayanan kemanusiaan sesuai dengan ajaran agama Islam yang welas asih. Kelima,  tuntutan untuk terus mengkaji berbagai pengetahuan islam untuk kemudian dapat mengawal dan menjadi solusi atas perubahan-perubahan zaman di masa depan. Keenam, berbagai proyek dalam pendekatan hubungan, dialog, persatuan Islam dan pengenalan dan pemahaman lintas peradaban tidak akan dicapai oleh mentalitas yang egois, tetapi bisa diwujudkan dengan kerjasama dan mediasi. Dan terakhir ketujuh, Fakta sekarang adalah bahwa kita semua berada dalam persaingan global dalam berbagai hal, termasuk kajian ilmiah, kita dituntut untuk dapat menyediakan pendidikan berbasis universitas yang berusaha untuk melatih pikiran dan cara berpikir, menggunakan metodologi yang terbuka untuk berbagai hal baru dan mampu untuk membaca berbagai mekanisme baru, untuk menyiapkan generasi yang mampu belajar, mengkonstruk, menganalisis, dan mengontrol. Acara yang dilaksanakan oleh Prodi Dirasat Islamiyah (S1) tersebut terbatas, dan hanya dihadiri sekitar 150 Mahasiswa (Semester 5 dan Semester 7), beberapa mahasiswa S2, dan sebagian dosen saja karena menyesuaikan kapasitas ruangan yang ada. (ww), (as). Lihat: Arsip Kegiatan