Muhammad Faiz; Wisudawan Terbaik FDI Wisuda ke71/128
Lulus tepat waktu dan meraih gelar sarjana merupakan impian banyak mahasiswa. Terlebih terpilih sebagai wisudawan terbaik dalam bidang akademik, tentu sangatlah membanggakan. Lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.92 menjadikan Muhammad Faiz sebagai wisudawan terbaik Program Studi Dirasat Islamiyyah ke71/128 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul Skripsi “Al-Tasybihat Al-Tamtsiliyyah Al-Waridah fi Al-Ahadits Al-Nabawiyyah min Khilal Kitab Sahih Al-Bukhari (Dirasah Balaghiyyah Tahliliyyah). Penghargaan tersebut diberikan pada acara Pembekalan Wisudawan yang digelar pada hari Kamis, 25 Mei 2023 di Aula Fakultas Dirosat Islamiyyah. Terpilihnya sebagai wisudawan terbaik, tentu menjadi hal yang sangat membahagiakan bagi Muhammad Faiz. Namun, itu tidak membuatnya lupa untuk tetap bersyukur atas nikmat yang diberikan. “Alhamdulillah perasaan saya senang dan bersyukur tentunya. Karena saya sendiri awalnya tidak menyangka akan bisa berada di titik ini. Barangkali di antara rekan-rekan saya ada yang lebih baik dan pantas dibandingkan saya pribadi untuk mendapatkan penghargaan ini. Hanya saja kali ini, saya dinobatkan untuk ini”. Ucapnya saat diwawancarai. Namun siapa sangka, Muhammad Faiz atau yang lebih akrab disapa Faiz selain menjadi mahasiswa di Fakultas Dirosat Islamiyyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia juga merupakan Mahasantri Darus-Sunnah International Institute for Hadis Sciences. Meski waktunya terbilang cukup padat, bukan berarti sulit baginya untuk mengatur waktu. “Tentu saja kuliah sambil mondok itu jadwalnya pasti padat. Menguras tenaga maupun pikiran. Dan itu memang sebuah konsekuensi dari perjalanan hidup yang dipilih, sebagaimana terdapat kaidah: Ar-Ridho bi as-Syai’i ridhon bima yatawalladu minhu (Rela terhadap sesuatu berarti rela pada sesuatu yang muncul darinya)”. Ujarnya “Akan tetapi perlu diingat bahwa manajemen waktu belajar adalah menentukan skala prioritas: jika itu mendesak dan penting; kerjakan sekarang, jika itu tidak mendesak dan penting; rencanakan, jika itu mendesak dan tidak penting; minta bantuan, jika itu tidak mendesak dan tidak penting; Tinggalkan”. Sambungnya memberikan rumus memanage waktu. Menjadi wisudawan yang lulus tepat waktu terlebih terpilih sebagai wisudawan terbaik, tentu tidak bisa lepas dari usaha yang maksimal. Waktu, pikiran dan tenaga harus dikorbankan hingga akhirnya semua itu terbayar lunas saat apa yang diinginkan tercapai. Di pertengahan sesi wawancara, Faiz pun tak luput memberikan beberapa tips dalam mempertahankan IPK. “Untuk mempertahankan IPK, tentu saja hal ini bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi ada beberapa tips yang mungkin bisa di coba oleh rekan-rekan sekalian, di antaranya: Rajin dan konsisten mengikuti perkuliahan, pahami karakter dosen, belajar semaksimal mungkin agar hasilnya pun optimal, membuat ringkasan pelajaran agar mudah di pahami, terlebih jika materi tersebut merupakan kisi-kisi untuk ujian, pantang menyerah, kuasai materi pelajaran, terlebih jika itu merupakan bagian presentasi kita, tampil percaya diri, aktif di kelas baik dalam diskusi maupun presentasi dan peganglah prinsip: Kholif Tu’rof (Berbedalah maka kamu akan dikenal)." “Teruntuk rekan-rekan adik kelas saya yang di FDI, ingatlah bahwa uang bisa dicari, ilmu bisa digali. Namun, kesempatan untuk membahagiakan orang tua tidak akan terulang kembali. Saat kalian nanti merasa lelah dengan skripsi, ingatlah semua perjuangan kalian hingga kalian sampai di titik ini, jangan menyerah. Pejuang skripsi itu bukan siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling berusaha. Sama seperti halnya pejuang akad, bukan siapa yang paling kaya melainkan siapa yang paling siap. Makin sulit sebuah perjuangan, makin indahlah suatu kemenangan. Jika mimpi kalian belum tercapai, jangan pernah mengubah mimpinya, tapi ubahlah strateginya… Semangattt !” Pungkasnya pada sesi akhir wawancara. (Tim Jurnalis: Zainudin Nur).