PBAK FDI Tekankan Kreatifitas dan Nalar Kritis Mahasiswa Baru
PBAK FDI Tekankan Kreatifitas dan Nalar Kritis Mahasiswa Baru
FDI News – Kreatifitas dan nalar kritis menjadi gebrakan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) untuk program Strata Satu (S1) Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2021. Penugasan berupa pembuatan mikroblog diharap bisa mengasah dan merangsang otak mahasiswa baru menjadi lebih kreatif dan kritis. “Di PBAK kali ini kami menekankan pada kreatifitas dan kritis nalar mahasiswa baru dengan cara membuat mikroblog,” jelas ketua PBAK FDI, M. Faidhur Rahman. Faidh menjelaskan, panitia menugaskan mahasiswa baru untuk membuat mikroblog yang berisikan informasi tentang FDI. Dengan cara seperti ini, mahasiswa baru diharapkan bisa membaca lebih luas seluk-beluk FDI sehingga bisa memahami FDI dengan baik dan mempersiapkan diri secara maksimal sebelum memulai perkuliahan. Informasi yang didapat kemudian dituangkan dalam mikroblog. Masing-masing individu dapat berkreasi semenarik mungkin. Selanjutnya, karya yang sudah jadi bisa diunggah di akun instagram masing-masing. Tugas tersebut tentunya merupakan bagian dari PBAK Fakultas yang diadakan pada hari Kamis-Jum'at, 26-27 Agustus 2021. Kegiatan tahunan ini diikuti sebanyak 177 mahasiswa baru dan dilangsungkan secara daring dengan mengusung tema “Menjiwai Nilai Wasathiyah di Dalam Diri”. Mengingat kegiatan PBAK yang masih dilaksanakan secara daring, mahasiswa baru pun menanggapinya berbeda-beda. Juwika Afrita, salah seorang mahasiswa FDI mengatakan, PBAK yang diadakan secara daring tidak menyurutkan semangatnya untuk mengikuti PBAK. “PBAK yang diadakan secara online tidak menghalangi keseruan mahasiswa baru pastinya. Di mana kami banyak mendapatkan relasi dan skill baru dengan tugas-tugas yang begitu menarik, melatih kami dalam memanfaatkan teknologi,” terang gadis yang mempunyai hobi membuat kaligrafi itu. Di balik semangatnya mengikuti PBAK, nyatanya ia dihadapkan dengan masalah sinyal. Karena ia tinggal di perkampungan, sinyal lancar bukanlah hal yang lumrah. Ia terpaksa harus mengungsi ke warung yang menyediakan layanan sinyal 4G demi mengikuti PBAK tanpa harus dipusingkan dengan gangguan sinyal. Berbeda dengan Juwita, Fikri Ibadurrahman Rabbani memiliki pandangan yang berbeda. Ia menyayangkan pelaksanaan PBAK yang terlihat seperti webinar. Ia juga mengkritik pelaksanaannya yang tanpa jeda dari pagi sampai zuhur karena hal tersebut dirasa mengganggu aktivitas dan membosankan sehingga materi yang disampaikan tidak terserap maksimal. Di sisi lain, keduanya mengaku kesulitan dalam pengerjaan tugas PBAK Universitas berupa pembuatan video animasi karena tidak memiliki bekal sebelumnya. Terlepas dari itu semua, keduanya sepakat bahwa panitia sangat terbuka, ramah, dan perhatian dalam membimbing mahasiswa baru untuk mengerjakan tugas-tugas PBAK. Bahkan, Fikri mengaku tugas membuat mikroblog dinilai paling unik. Membuatnya juga bisa menambah wawasan sekaligus memacu kreatifitas dalam mendesain. “Paling seru dan unik itu bikin mikroblog karena menuntut kita lebih mengenal calon kampus lebih dalam, kemudian kita mengekspresikannya dalam bentuk tulisan yang yang unik-unik dan kita desain sendiri,” jelas mahasiswa yang berdomisili di Depok ini. Selain pembuatan mikroblog, PBAK Fakultas tahun ini juga mengadakan lomba-lomba berbahasa Arab. Lomba ini meliputi debat bahasa Arab, Musabaqah Qiro’atul Kitab (MQK), Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ), dan Musabaqah Qiroatil Akhbar (MQA). Perlombaan ini didukung penuh oleh Dekan FDI, Dr. Syairozi Dimyatji Ilyas, Lc, M.Ed. guna mencari bibit unggul baru. (Tim Jurnalis FDI: Suci Amalia).