Pelepasan Wisudawan dan Wisudawati FDI ke 97/40 dan International Public Lecture
Pelepasan Wisudawan dan Wisudawati FDI ke 97/40 dan International Public Lecture

Gedung FDI Berita Online, Kamis, 20 Agustus 2015 Fakultas Dirasat Islamiyah melaksanakan yudisium dan pelepasan wisuda yang ke-40 bertempat di aula FDI lantai 2. Pada kali ini, Dekan memberikan sambutan dan arahan kepada para wisudawan untuk terus melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi serta menyampaikan sambutan khusus kepada ketua persatuan persaudaraan Maroko Indonesia Prof. Dr. Mariam Ait Ahmed. Acara dilanjutkan dengan pembacaan yudisium dan penyerahan SK kelulusan oleh Wadek Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama (Dr. Cahya Buana), sekaligus pembacaan wisudawan IPK dan skripsi terbaik yang diraih oleh Junaidi dari Bekasi dan Badru Tamam dari Madura. Penghargaan diberikan oleh Wadek Bidang Akademik, Dr. Ahmadi Usman.

Pada pelepasan kali ini, acara dihadiri oleh praktisi bidang Dialog Agama dan Kebudayaan, Prof. Dr. Mariam Ait Ahmed dari Maroko untuk menyampaikan Orasi Ilmiah mengenai Pengalaman Toleransi dan Kerukunan Antar Umat Beragama dan Kepercayaan di Maroko. Beliau memaparkan tentang substansi ajaran Islam yang terkandung dalam firman Allah Q.S. al-Anbiya: 107 yang berarti Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” bahwa penyebaran Islam di Nusantara tidak melalui peperangan dan pembunuhan antara juru dakwah dan penduduk pribumi. Akan tetapi Islam hadir dibawa oleh para saudagar dan ulama. Beliau menyinggung bahwa Maroko memiliki peran penting dalam masuknya Islam di Indonesia melalui salah satu Wali Songo yang bernama Maulana Malik Ibrahim yang tidak lain merupakan warga negara Maroko. Ini menunjukkan adanya hubungan yang erat antara kedua bangsa.

Prof. Maryam kemudian menjelaskan pengalaman di negaranya yang tidak tercatat dalam buku-buku sejarah. Akan tetapi tergambar pada kehidupan masyarakat Maroko. Di antara fenomena kerukunan antar umat beragama di Maroko adalah penerapan nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan dalam rangkaian kehidupan masyarakat di bidang perdagangan, ekonomi, politik, sosial dan budaya. Penduduk muslim Maroko menerima dengan baik keberadaan para tokoh Yahudi atau Nasrani dalam berbagai forum keilmuan dan keagamaan pada masa kejayaan Islam di Andalusia dengan berkembangnya hasil karya ulama Islam. Kemudian muslim Maroko juga menolak perintah Hitler untuk memerangi dan membunuh warga Yahudi yang berdomisili di Maroko. hal ini dikarenakan mereka menganggap umat Yahudi sebagai saudara setanah air yang harus dilindungi. Beliau juga mengakui Indonesia sebagai negara yang mempunyai toleransi keagamaan sebagaimana yang beliau saksikan langsung dalam beberapa kunjungannya ke Indonesia.

Dan pada kesempatan ini, Prof. Maryam juga menyampaikan harapannya kepada wisudawan dan wisudawati agar menjadi duta toleransi Islam di dunia dan agar melanjutkan studi ke jenjang berikutnya di Maroko. Kemudian beliau menegaskan bahwa ijazah akademik adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan kepada Tuhan untuk kemaslahatan umat.

Acara ini ditutup dengan penandatanganan MOU antara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diwakili oleh Warek Bidang Kerja Sama, Prof. Dr. Murodi MA dan Universitas Ibnu Tofail yang diwakili Oleh Prof. Dr. Mariam Ait Ahmed yang disaksikan oleh seluruh civitas akademik FDI dan jajaran rektorat UIN, diantara poin penting MoU ini adalah pertukaran pelajar dan dosen antara kedua universitas.