Sambut Milad ke-22, FDI UIN Jakarta Gelar Stadium General
Dalam rangka menyambut Milad yang ke-22 dan sekaligus pembukaan HAMASAH 2021, Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Stadium General. Kegiatan berlangsung secara daring pada Pukul 08.00 - 13.00 WIB, Selasa (28/9/2021).
Kegiatan yang mengangkat tema ‘Studi Islam di Era Digital: Peluang dan Tantangan’ ini mengundang dua narasumber yang memiliki pengalaman luas dalam bidang studi Islam, yaitu KH. M. Faiz Syukron Makmun, Lc, M.A. selaku anggota Dewan Syariah Nasional, Majelis UIama Indonesia (DSN MUI) dan Dr. Aep Saepullah, S.Ag., M.A. selaku pakar Fikih dan Da’i internasional. Selain itu, acara ini juga dihadiri Rektor UIN Jakarta dan Dekan Fakultas Dirasat Islamiyah, Prof. Dr. Amany Lubis, M.A. dan Dr. Mohammad Syairozi Dimyathi, M.A.
Di awal sesi acara, ketua panitia Dr. Muhammad Khairul Mustaghfirin, M.A. beliau menyampaikan bahwa General Stadium ini merupakan sebagai rangkaian Milad FDI yang ke-22. “Stadium General ini dalam rangkaian Milad (ulang tahun) FDI yang ke-2 yang akan dihelat nanti pada 1 Oktober,” terangnya.
Selain Stadium General, Dosen FDI tersebut juga menyampaikan bahwa ada dua rangkaian kegiatan lainnya untuk menyambut Milad FDI ke-22. Dua kegiatan tersebut adalah perlombaan bahasa Arab tingkat internasional Harakah Musabaqoh al-Lughoh al-Arobiyah (HAMASAH) dan Anugerah Syi’ar Islam yang merupakan acara puncak untuk memberi penghargaan dari Fakultas Dirasat Islamiyah untuk tokoh yang memiliki kontribusi terhadap kemajuan umat khususnya di masa pandemi.
Sebagai pemateri pertama, KH. M. Faiz Syukron Makmun, Lc, M.A. menyampaikan materi yang berjudul ‘Peluang dan Tantangan Ekonomi Islam di Era Digital’. Ia menjelaskan bahwa perkembangan ekonomi Islam yang semakin pesat bisa dilihat dari sudut pandang positif dan negatif.
“Belakangan ini tentu kita melihat perkembangan ilmu dengan teknologi digital. Hal-hal yang semakin pesat. Dalam bidang ekonomi Islam, misal tentang jasa keuangan Islam, kita dapat melihat baik dalam sudut pandang positif dan juga negatif,” ungkapnya.
KH. Faiz menambahkan bahwa perkembangan teknologi telah mendorong pelaku jasa keuangan melakukan inovasi produk dan layanan kepada masyarakat umum. Transaksi jasa keuangan ini lebih banyak melibatkan dunia digital seperti e-money, m-bangking, keungan tanpa kantor (branchless banking) dan sebagainya.
Selanjutnya, beliau menjelaskan bahwa lembaga keuangan syariah memiliki tantangan sekaligus peluang baru di era ini, antara lain: sumber daya insani yang professional, technical maturity, produk yang market ramah sesuai dengan semangat zaman, dan pembukaan lapangan kerja melalui inveertasi tegnologi dan integrasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Berbeda dengan pemateri sebelumnya, Dr. Aep Syaifullah, S.Ag., M.A. membawa materi pada stadium general dengan judul ‘Peluang, Tantangan, dan Kiat Berdakwah di Era Digital’.
Dosen FDI tersebut menyampaikan bahwa dengan bantuan teknologi di zaman serba digital seperti sekarang akan memudahkan untuk berdakwah. “Adanya digital seperti saat ini bisa memudahkan untuk berdakwah dengan siapapun dan di manapun juga. Bahkan seseorang bisa berdakwah di Mesir, di Malaysia bahkan sampai ke Eropa,” ungkapnya.
Ia melanjutkan bahwa para ulama membagi hukum berdakwah menjadi dua, fardu ‘ain dan fardu kifayah. Kegiatan berdakwah juga merupakan karakteristik muslim sebagai khairu ummah (sebaik-baiknya umat). (Tim Jurnalis: Nyimas Zulfa).