Sempat Stuck dan Pesimis, Nadiya Lil Khairi Raih Mahasiswi Terbaik Fakultas dan UIN Sekaligus Skripsi Terbaik
Sempat Stuck dan Pesimis, Nadiya Lil Khairi Raih Mahasiswi Terbaik Fakultas dan UIN Sekaligus Skripsi Terbaik
Dalam rentetan alur pembuatan skripsi, tak jarang mahasiswa semester akhir diuji dengan kemagerannya masing-masing. Tak terkecuali Nadiya Lil Khairi, mahasiswi Fakultas Dirasat Islamiyah, yang baru saja diwisuda pada hari Sabtu lalu (26/11). Menurut Nadiya, saat sudah ada tanda-tanda jenuh, mager, dan badmood, maka harus dipaksakan, tidak boleh dibiarkan. “Sesekali aku jenuh, aku pindah tempat, misalkan aku ngopi ke kafe sambil ngerjain skripsi,” ujarnya. Skripsi yang dipilihnya merupakan kajian kepustakaan sehingga menuntut dirinya untuk membaca lebih banyak buku sebagai data. Berhari-hari di laptop tak jarang membuat mahasiswi asal Padang tersebut stuck, tidak tahu apa lagi yang mau ditulis. Maka dari itu, harus mempunyai target sebagai salah satu motivasi. “Dalam waktu 2 bulan kira-kira (penulisan skripsi, red). Tapi sebenarnya lebih baik dari awal, dari semester 7 atau awal semester 8,” kata Nadiya, saat ditanya durasi yang dipakai dalam penulisan skripsi miliknya. Nadiya juga lebih sering mengerjakan skripsi di keheningan malam. Waktu 2 bulan yang menurutnya adalah waktu yang singkat, sehingga sangat dibutuhkan effort yang besar, rasa fokus yang kuat dan pembagian target yang tepat. Nadiya yang merupakan mahasiswi FDI takhossus syariah tersebut, memilih judul skripsi “Al-Ijtihad Al-Maqashidi ‘inda Yusuf Qaradawi Fi Fiqhi Al-Aqalliyaat.” Skripsi ini membahas tentang fatwa-fatwa seorang mujtahid Syaikh Yusuf Qaradawi yang berbasis maqasid as-syariah terkait problem Fikih yang terjadi pada kaum muslim minoritas seperti di Eropa. “Perasaanku ya seneng banget, apalagi bisa dipindahin kuncir toga secara langsung oleh rektor,” imbuhnya di akhir wawancara. (Tim Jurnalis: Beliday Maissy).