Sharing Session Beasiswa: Tips Lolos Beasiswa Indonesia Bangkit, Cendekia BAZNAS, dan Bright Scholarship
Sharing Session Beasiswa: Tips Lolos Beasiswa Indonesia Bangkit, Cendekia BAZNAS, dan Bright Scholarship

Tiga mahasiswa penerima beasiswa bergengsi membagikan kisah perjuangan mereka dalam Sharing Session Beasiswa Inspiratif yang digelar secara daring pada 13 Juli 2025. Salsabila Syalwani (awardee Beasiswa Indonesia Bangkit - BIB), Ahmadh Riyadh (awardee Beasiswa Cendekia BAZNAS), dan Nisha Hafizo (awardee Bright Scholarship) hadir sebagai narasumber. Ketiganya berbagi kisah perjuangan, strategi sukses, hingga nilai-nilai kehidupan yang dipelajari sepanjang perjalanan beasiswa mereka.

Acara ini bukan sekadar forum berbagi informasi, tetapi juga menjadi ruang motivasi bagi mahasiswa yang sedang mencari peluang pendanaan pendidikan dan ingin tumbuh menjadi pribadi yang berdampak.

Sesi pertama dibuka oleh Salsabila Syalwani, mahasiswi berprestasi yang berhasil meraih Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB), sebuah program kolaborasi antara Kementerian Agama dan LPDP yang mendanai studi jenjang S1 selama empat tahun penuh. Beasiswa ini terbagi ke dalam dua jalur, yaitu jalur reguler dan jalur prestasi atau tahfidz. Menariknya, program ini tidak hanya mencakup biaya kuliah saja, tetapi juga memberikan living cost bulanan, bantuan pembelian buku, hingga dana penyusunan skripsi.

Salsabila menjelaskan bahwa proses seleksi BIB cukup kompetitif, terdiri dari tiga tahap: seleksi administrasi, tes tertulis, dan wawancara. Di balik tantangan tersebut, beliau menekankan bahwa yang paling penting adalah konsistensi usaha dan mental pantang menyerah. “Tetap semangat, karena kesuksesan hanya untuk orang yang pantang menyerah, bukan yang mudah mundur.” Ujarnya. Salsabila mengajak para peserta untuk terus mencoba, meskipun berkali-kali gagal, karena kesempatan hanya berpihak pada mereka yang terus melangkah.

Selanjutnya, Ahmadh Riyadh, awardee Beasiswa Cendekia BAZNAS yang diberikan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS RI) bekerja sama dengan kampus mitra di seluruh Indonesia. Beasiswa ini menyasar mahasiswa semester 5 pada jenjang S1, dengan kriteria penerima yang sangat beragam dan inklusif dengan kategori penerima meliputi mahasiswa dari jurusan prioritas seperti STEM, profesi kesehatan, teknik, akuntansi, dan komunikasi, mahasiswa syariah, aktivis organisasi, mahasiswa berprestasi, dan wirausahawan muda

Syarat utamanya untuk dapat meraih beasiswa ini adalah memiliki IPK minimal 3.00 serta menyertakan dokumen seperti KTP, KK, transkrip nilai, pas foto, dan surat rekomendasi tokoh masyarakat atau BAZNAS daerah. Keunikan dari Beasiswa BAZNAS adalah adanya penulisan esai bertema "Kontribusiku Menjadi Generasi Zakat" yang menjadi refleksi nilai-nilai sosial dan kontribusi personal terhadap masyarakat.

Riyadh menyampaikan pesan-pesan yang menjadi motivasi untuk para mahasiswa lain. “Hari ini adalah milik kita, kemarin adalah cerita, dan hari esok adalah misteri yang belum kita ketahui kejadiannya,” jelasnya. Sebuah pengingat bahwa kesempatan harus diraih hari ini, tanpa menunggu waktu yang ‘sempurna’. Karena masa depan hanya akan berpihak pada mereka yang siap melangkah sekarang.

Nisha Hafizo, mahasiswa semester 6 UIN Jakarta merupakan awardee Bright Scholarship Batch 8. Beliau membuka cerita dengan memperkenalkan Bright Scholarship sebagai program dari Yayasan Baitul Maal BRILiaN (YBM BRILiaN), Lembaga Amil Zakat milik Bank BRI yang telah banyak berkontribusi di bidang pendidikan, kesehatan, dakwah, sosial, dan pemberdayaan ekonomi.

Bright Scholarship merupakan satu dari tiga program unggulan YBM BRILiaN, bersama dengan Smart Scholarship dan My Scholarship. Yang menjadikan Bright Scholarship begitu istimewa adalah bukan hanya karena bantuan finansialnya, tetapi karena ia memberikan pendampingan, pembinaan karakter, dan komunitas positif.

“Di Bright Scholarship, kami dibina lewat program asrama: mulai dari kajian keislaman, pelatihan kepemimpinan, hingga soft skill seperti komunikasi dan public speaking. Lingkungannya suportif, saling bantu, dan saling tumbuh.” ujar Nisha.

Nisha juga membagikan alasan kuatnya mendaftar beasiswa ini, mulai dari kebutuhan finansial hingga keinginannya untuk berada dalam lingkungan yang mendukung pertumbuhan spiritual dan intelektual. Tak lupa, beliau juga memberikan tips sukses lolos beasiswa, mulai dari aktif mencari info, memahami nilai-nilai beasiswa, hingga menulis esai yang autentik.

Salah satu kiat penting dari Nisha adalah redefinisi prestasi bukan cuma soal juara lomba, tapi juga pengalaman organisasi, proyek sosial, dan karya nyata. Dalam proses wawancara pun, beliau menekankan pentingnya kejujuran, kesiapan untuk dibina, serta pengetahuan akan visi-misi beasiswa. “Beasiswa bukan soal siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling bersungguh-sungguh dan mau berdampak. Rezeki tidak akan salah alamat, selama kita terus berusaha dan memperbaiki niat,” ungkapnya.

Tiga awardee hebat ini telah membuktikan bahwa tidak ada latar belakang yang terlalu sederhana untuk bermimpi besar. Dengan niat yang lurus, usaha yang konsisten, dan semangat untuk terus belajar, beasiswa bisa menjadi jembatan menuju kehidupan yang lebih bermakna.