Tim Debat FDI Raih Juara Dua dan Pendebat Terbaik pada FJA 2016 UIN Maliki Malang
FDI telah menyiapkan dua tim debat untuk berkompetisi dalam perlombaan debat di FJA. Masing-masing tim debat terdiri dari tiga orang mahasiswa, tim debat A beranggotakan: Muhammad Difa El Haq (semester 1), Ahmad Faishal (semester 5), dan Khairul Mufid Zubairi (Semester 3), sedangkan tim debat B beranggotakan: Rafif Litsa Hanifah (semester 3), Kenang Nurullah (semester 3), dan Faizan nesen (semester 3). Anggota tiap-tiap tim merupakan hasil ketentuan Dr. Ahmadi Usman setelah meninjau latihan yang dilakukan oleh anggota tim debat Al-Abqary pada beberapa sesi latihan yang dilakukan dua minggu sebelum acara FJA resmi di buka.
Rabu 26 Oktober merupakan awal dari penunjukkan secara resmi delegasi debat FDI yang akan berangkat ke UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Total jumlah delegasi yang dikirimkan oleh FDI untuk FJA adalah tujuh orang. Setelah penunjukkan anggota tim debat yang akan mewakili FDI dalam ajang FJA, pelatihan-pelatihan secara lebih intensif mulai dilaksanakan. Latihan debat selanjutnya dilaksanakan pada hari Jum’at 28 Oktober yang didalamnya membahas tema “Tenaga Kerja Asing di Indonesia, Wajib Mampu Berbahasa Indonesia di Lingkungan Kerjanyaâ€. Dan setelahnya ada pembahasan mosi debat yang dilakukan secara bersama-sama pada hari Sabtu 29 Oktober dan dilanjutkan di hari Ahad 30 Oktober yang bertempat di sekitar halaman Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jumlah mosi debat FJA yang harus dipersiapkan dan dipelajari berjumlah 20 buah mosi. Dengan jumlah yang sebanyak itu, tentunya akan memeberatkan tiap anggota debat jika harus mempersiapkan semuanya secara individu dalam kurun waktu 4 hari. Maka atas inisiatif bersama, disepakati bahwa masing-masing anggota debat bertanggungjawab atas tiga buah mosi debat yang telah ditentukan dan disepakati bersama.
Senin, 31 Oktober merupakan waktu keberangkatan tim debat FDI. Tim debat FDI berangkat dari fakultas pada pukul sebelas WIB dengan diantar salah satu staff FDI sampai ke stasiun Pasar Senen. Sebelum keberangkatan, diadakan acara pelepasan yang dipimpin oleh Dekan FDI, Dr. Hamka Hasan, Lc, M.A. dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Delegasi tim debat FDI berangkat ke Malang menggunakan kereta dengan waktu tempuh selama 17 jam.
Para delegasi tim debat FDI memanfaatkan waktu perjalanan yang cukup lama dengan mempersiapkan kembali materi-materi yang akan dijadikan mosi untuk debat FJA. Masing-masing anggota tim bertugas mempresentasikan materi debat kepada anggota tim lainnya dan anngota tim yang lain saling memberikan masukan dan ide yang dapat memperluas pembahasan dan pengetahuan terhadap materi debat tersebut yang ditinjau dari segi pro dan kontra.
Sekitar pukul delapan pagi para delegasi tim debat FDI sampai di stasiun Malang. udara sejuk pun menyelimuti, sungguh berbeda dengan suasana Ciputat, begitulah kesan yang pertama kali dirasakan oleh sebagian anggota tim debat FDI setibanya di Malang. Utusan FJA telah terlebih dahulu menunggu di persimpangan jalan untuk mengantarkan anggota tim sampai ke lokasi perlombaan, di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Setibanya di lokasi perlombaan, Manager tim, Khalilatul ‘Azizah mahasiswi semester tiga terlebih dahulu mengurusi pendaftaran dan perihal yang berkaitan dengan syarat-syarat keikutsertaan lomba. Setelah semua pesyaratan dipenuhi, para delegasi FDI mencari tempat untuk menetap selama berada di Malang, maklum panitia tidak menyediakan tempat tinggal untuk para peserta lomba. Kontrakan kecil di daerah Kanjuruhan akhirnya menjadi tempat tinggal delegasi FDI yang laki-laki, sedangkan untuk perempuan bertempat di kostan sekitar Universitas.
Jarak antara lokasi perlombaan dengan tempat tinggal para anggota tim debat laki-laki berjarak lumayan jauh. Sekitar dua setengah kilo meter. Dengan menggunakan kendaraan bermotor waktu tempuh berkisar antara 8 menit sampai 10 menit. Sedangkan dengan berjalan kaki waktu tempuhnya bisa sampai 30 menit. Walaupun demikian, tim anggota debat FDI tidaklah kehilangan semangatnya untuk berusaha memberikan yang terbaik. Beberapa kenalan tim yang berada di Malang sangatlah membantu dalam urusan transportasi dengan meminjamkan motornya untuk transportasi ke lokasi perlombaan sehingga para anggota tim tidak sampai terlambat datang ke lokasi. Dalam urusan konsumsi semuanya diatur oleh manager tim, sehingga para anggota tim debat dapat terfokus pada perlombaan dengan tidak sibuk memikirkan urusan perut.
FJA secara resmi dibuka pada Selasa, 1 November 2016, Pukul 20.00 WIB. Sebelum dibukanya acara FJA ini, terlebih dahulu diadakan technical meeting lomba. Didalam technical meeting ini menghasilkan beberapa ketentuan perlombaan salah satunya adalah penentuan mosi debat untuk tiap putaran lomba debat, dari tahap peniyisihan sampai final, disamping itu, ditentukan pula peserta debat yang akan saling bertemu di tahap penyisihan dan mosi yang akan dipakai untuk debat. Tim debat FDI A akan berhadapan dengan UNIDA, sedangkan FDI B berhadapan dengan PBA UIN Malang B dalam tahap penyisihan.
Tahap penyisihan dilaksanakan esok harinya, yang bertepatan pada Rabu 2 November. Para peserta lomba dapat menyiapkan materi debat di malam hari sehingga masih ada cukup waktu untuk mempersiapkan segalanya yang berkaitan dengan materi dan kesiapan debat. Para delegasi debat FDI menggunakan kesempatan ini untuk memantapkan kembali materi debat dengan mengadakan diskusi materi bersama di masjid Tarbiyah UIN Malang. Diskusi berjalan efektif dan berakhir pada pukul 11.00 WIB. Anggota tim debat laki-laki memilih meneruskan kembali pembahasan dan pendalaman materi debat sampai larut malang dilokasi yang berbeda, dan mulai beristirahat pada Pukul 01.00 WIB dan adapula yang meneruskannya sampai Pukul 03.00 WIB.
Pada tahap penyisihan, hanya ada delapan peserta dari 19 peserta lomba yang dapat lolos ke tahap selanjutnya yaitu tahap perempat final. Delapan kelompok yang berhasil lolos ke tahap perempat final yaitu kelompok debat FDI A yang menduduki peringkat teratas dengan perolehan point paling besar, selanjutnya disusul oleh kelompok debat UM (Universitas Negeri Malang) B, PBA UIN Malang B, UII (Universitas Islam Indonesia) A, UII B, Fakultas Syariah UIN Malang A, Al-Kindy dan UM A. Pada tahapan ini tim debat FDI B belum berhasil lolos ke tahapan selanjutnya karena terpaut beberapa point dari tim debat diatasnya dan menduduki peringakat ke sepuluh.
Bantah berbantah argumen mewarnai setiap perlombaan, tak jarang ada kelompok debat yang harus mengangkat volume suaranya demi menyeimbangi kemampuan dan ritme perlombaan lawan. Mengangkat tangan dengan serentak untuk mudakholah dan lain sebagainya, begitu meriah. Sorak sorai penonton yang hadir turut memeriahkan suasana, tahap penyisihan pun berjalan lancar.
Tahap perempat final merupakan tahapan selanjutnya. Setiap kelompok debat yang lolos diberikan waktu jeda sampai esok harinya untuk sekedar menyiapkan materi dan alasan-alasan yang kuat yang dapat membantu tim dalam berdebat. Selepas diumumkannya peserta debat yang berhak lolos ke tahapan perempat final diadakan pengundian seperti sebelumnya untuk menentukan kelompok debat yang akan saling berhadapan dan mosi debat yang akan dipakai. Pada perempat final, FDI A akan berhadapan dengan UM B dengan mosi debat “Guru bahasa masih mengabaikan peran sastra untuk pembangunan karakter kaum mudaâ€.
Terdapat tiga tahap pertandingan yang dilaksanakan serentak di hari yang sama. Kamis 3 November merupakan waktu yang telah ditentukan untuk melaksanakan tiga tahapan lomba debat; perempat final, semi final dan final. Tim debat FDI A berhasil memperoleh kemenangan pada tahap perempat final mengalahkan tim debat Universitas Negeri Malang B dan berhasil lolos ke putaran semi final bersama tiga peserta debat lainnya yaitu UII A, UM A dan PBA UIN Malang B.
Pada putaran semi final, FDI A akan berhadapan dengan UM A, sedangkan UII A akan berhadapan dengan PBA UIN Malang B. Tantangan perlombaan bertambah dengan hanya memberikan waktu sekitar satu setengah jam untuk menyiapkan materi debat dan harus masuk case building setelah itu, dengan kurun waktu 10 menit. Para tim debat FDI berkumpul di balkon gedung Fakultas Humaniora UIN Malang guna menyiapkan beberapa materi yang harus dikuasai dan dipahami sebelum perlombaan debat dimulai. Beruntung, tim debat FDI telah membagikan penanggung jawab pada tiap-tiap mosi sehingga tidak perlu mencari kembali materi dari awal melainkan hanya mendengarkan beberapa pemaparan sang penanggung jawab ditambah pencarian beberapa bukti lewat internet yang tidak menyita waktu lama.
Putaran semi final berlangsung dengan meriah, keterbatasan waktu yang dimiliki tidak menjadi pengahambat tiap-tiap peserta debat untuk memberikan penampilan yang terbaik. Adu argumen kembali berlangsung, masing-masing tim sangatlah yakin dengan argumennya, tidak mau mengalah. Begitu juga keadaan yang dialami oleh tim debat FDI A. Masing-masing anggota tim berusaha mengungkapkan mudakholah atau masukan pada tiap pembicara dari tim lawan, saling mencari celah pada tiap kata yang dilontarkan, meminta perhatian setiap juri dan para hadirin yang datang untuk menerima apa yang diungkapakan, debat pun berjalan sebagaimana mestinya. Dan FDI A kembali berhasil mengalahkan tim lawan dalam perdebatan argumen yang berlangsung cukup meriah, hal tersebut mengantarkan tim FDI A untuk masuk ke putaran akhir yaitu putaran final.
Putaran final diselenggarakan selepas sholat Ashar. Didalam final, setiap pembicara memiliki waktu tujuh menit ditambah waktu empat menit untuk ringkasannya yang hanya dapat disampaikan pembicara pertama ataupun kedua. Tim debat FDI A akan berhadapan dengan tim debat PBA UIN Malang B. setelah waktu persipan dan case building habis, putaran final dapat segera dimulai. Mosi debat pada final lomba debat FJA ialah “Kebebasan berekspresi di sosial media meningkatkan jiwa kreativitas siswaâ€. Pada final debat ini, FDI A berposisi sebagai kubu pro sedangakan PBA UIN Malang sebagai kubu kontra. Debat berjalan lancar dan meriah, para juri begitu antusias memperhatikan setiap kata yang terlontar dengan ekspresi yang khas dari setiap pembicara. Begitupun halnya dengan masing-masing tim, saling mencari celah agar bisa melemahkan argumen tim lawan.
Setelah usainya putaran final, para peserta debat mengambil beberapa foto beserta para juri untuk kepentingan dokumentasi, peserta debat yang tidak dapat lolos ke final pun turut aktif dalam mengabadikan moment akhir ini, masing-masing berfoto dengan background debat yang telah terpasang di panggung. Senyum dari tiap peserta lomba mengekspresikan keriangan mereka di acara debat Bahasa Arab FJA 2016.
Acara FJA resmi ditutup pada Sabtu 5 November, dan patut disayangkan karena tim debat FDI harus pulang terlebih dahulu dikarenakan tiket kereta yang telah dipesan jauh hari sebelumnya. Tim debat FDI berangkat meninggalkan Universitas Islam Negeri Malang pada pukul empat sore, Jumat 4 November, setelah berkumpul terlebih dahulu di depan masjid Tarbiyah UIN Malang. Satu anggota tim menjadi perwakilan untuk menetap di malang dan mengikuti acara penutupan FJA serta mengambil hadiah piala untuk diserahkan ke fakultas. Pada pukul lima sore WIB, delegasi FDI berangkat dari Malang ke Jakarta dengan menggunakan kereta. Dan sampai di Stasiun Pasar senen pada Sabtu 5 November pukul 09.45 WIB.
Pengumuman perlombaan dilaksanakan pada acara penutupan FJA pada sabtu malam selepas sholat Isya, sekitar pukul delapan WIB. Hasil perlombaan FJA 2016 kali ini pada divisi lomba debat ialah: Juara 1 diraih oleh tim tuan rumah yaitu PBA UIN Malang B, Juara 2 diraih oleh tim FDI A, juara tiga diraih oleh tim UII dan UM A. Juara tiga yang seharusnya diraih oleh satu peserta lomba saja kini diduduki oleh dua peserta lomba karena kesalahan teknis yang berakibat fatal pada jalannya perlombaan. UII A yang seharusnya berlaga di putaran semi final digantikan oleh UII B karena kesalahan input data yang dilakukan oleh panitia lomba. Kategori pendebat terbaik diraih oleh Ahmad Faishal salah satu anggota tim debat FDI A yang masih menetap di Malang untuk membawa pulang hadiah. Rentetan acara FJA pun berakhir. Masing-masing tim mendapatkan apa yang menjadi haknya. Dan Fakultas Dirasat Islamiyah berhasil membawa pulang dua juara; sebagai juara 2 lomba debat dan kategori Pendebat Terbaik. Ini akan menjadi langkah yang bagus pada perjalanan tim debat FDI Al-Abqary dalam berkiprah dikancah nasional maupun international.
(Laporan: Muhammad Difa El Haq)