Usamah Al-Azhari mengajak Mahasiswa UIN Jakarta Membumikan Moderasi Islam
“Ajaran Islam terangkum dalam hadits yang berbunyi “arrahimuun yarhamuhumurrahman, irhamuu man fil ardhi yarhamukum man fissama” (orang-orang yang penuh kasih sayang, disayangi oleh Yang Maha Kasih Sayang. Sayangilah yang di bumi maka yang di langit akan menyayangimu),” Demikian Syeikh Usamah al-Azhari mengawali kuliah umumnya di Auditorium Harun Nasutionm UIN Jakarta. Penasihat Presiden Mesir ini menjelaskan bahwa hadits tersebut dijuluki sebagai haditsur rahmah al musalsal bil-awwaliyah, karena para ulama sejak masa nabawy hingga masa sekarang memulai pelajaran pertamanya dengan menyampaikan hadits ini. Hal ini mengandung makna bahwa kasih sayang merupakan ajaran pertama dalam Islam, sebelum yang lain. Syeikh Usamah menjelaskan bahwa Allah telah menegaskan Rasulullah sebagai utusan yang membawa kasih sayang kepada alam semesta “wa maa arsalnaaka illa rahmatan lil’aalamiin” (tidak semata-mata Kami utus engkau (wahai Muhammad) kecuali sebagai kasih sayang bagi semesta alam), bukan hanya muslim, bukan hanya manusia, namun termasuk di dalamnya jin, malaikat, matahari, bulan, binatang dan seluruh yang ada di alam semesta. Oleh, karenanya Syeikh Usamah berpesan kepada para hadirin untuk menghapalkan hadits ar rahmah dan melaksanakan pesannya serta menyampaikannya kepada yang lain. Hadits Ar Rahmah ini juga memiliki kolerasi yang kuat dengan al qur’an, dimana Al qur’an dimulai dengan ayat bismillahirrahmanirrahim (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang). Selanjutnya, ‘alim Azhary yang pengajiannya di Al Azhar diminati mahasiswa Indonesia di Mesir ini menyampaikan hadits lain yang mengisahkan tentang seorang laki-laki yang hafal al qur’an dengan baik, hingga cahaya al qur’an menyinari dirinya. Dan iapun memiliki semangat membela Islam yang tinggi. Namun kemudian berubah menjadi seorang takfiri yang menuduh musyrik tetangganya bahkan membunuhnya. Dalam hadits ini dengan tegas Rasulullah menyatakan bahwa sesungguhnya yang telah musyrik adalah orang yang menuduh musyrik. Menurut Syeikh Usamah, hadits ini selalu disampaikan pada setiap kesempatan, agar muslim tidak sembarangan memahami dan menafsirkan al qur’an hanya dengan mengandalkan hapalan dan bacaan al qur’annya saja. Karena untuk memahami al qur’an dibutuhkan ilmu-ilmu yang lain sehingga tidak terjerumus kepada pemahaman radikal yang sama sekali tidak ada dalam al qur’an. Hadits ketiga yang disampaikan oleh Syeikh Usamah adalah hadits yang disampaikan Rasulullah saat baru tiba di Madinah, Saat itu Rasulullah menyeru semua masyarakat Madinah (dengan menggunakan “ayyuhannaas” bukan “ayyuhal mu’minun”) agar memberi makan (yang membutuhkan), menebar kedamaian, menyambung silaturahmi dan melaksanakan shalat malam saat yang lain tidur. Siapapun yang melaksanakan empat wasiat ini maka dapat melenggang memasuki surga. Dengan hadits ini, sekali lagi Syeikh Usamah menegaskan bahwa dalam Islam, hubungan baik dengan Allah hanya bisa tercapai setelah hubungan baik dengan sesama terjalin. Lihatlah bagaimana Rasulullah mengakhirkan shalat malam dari memberi makan, menebar kedamaian dan menyambung silaturahim sebagai jalan menuju surga. Di akhir pertemuan yang diinisiasi oleh Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) UIN Jakarta dan Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) cabang Indonesia pada Rabu, 18 September 2019 ini, Syeikh Usamah menyebutkan 5 tujuan yang harus dicapai pelajar muslim, dan meminta 800 orang mahasiswa/mahasiswi UIN Jakarta serta alumni Al Azhar Mesir yang memadati auditorium untuk bersama-sama menghapalnya. Pertama: ihtiramul akwan (menjaga semesta). Kedua: ikramul insan (memuliakan manusia) Ketiga: hifzul awthan (menjaga persatuan dan keamanan negeri). Keempat: izdiyadul ‘umran (meningkatkan pembangunan). Kelima: izdiyadul iman (bertambah kualitas keimanan). (Diterjemahkan oleh: Yuli Yasin). [embed]https://www.youtube.com/watch?v=yhNNlqwGknc&t=370s[/embed]