Webinar Dai Muda, Berdakwah Itu dari Hati
Webinar Dai Muda, Berdakwah Itu dari Hati
Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengadakan Webinar Pelatihan Peningkatan Soft Skill Mahasiswa. Para dosen juga antusias mengikuti acara webinar tersebut.  Kegiatan berlangsung secara daring pada hari Kamis siang (30/3). Acara webinar dengan tema “Menjadi Dai Muda Penyeru Islam Washathiyah”, mengundang dua narasumber yang sangat luas pengalaman dalam bidang khitobah, yaitu KH. Zia Ul Haramein, M.SI., Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Darus-Sunnah serta Ustaz Fauzan Hidayatullah, S. KOM. I., finalis Aksi Indosiar sekaligus Dai Bersertifikat Majelis Ulama Indonesia (MUI). Di awal sesi acara, Dekan Fakultas Dirasat Islamiyah, Dr. Mohammad Syairozi Dimyathi, M.A. menyampaikan pesan tentang pentingnya soft skill khitobah bagi mahasiswa FDI. “Sebagai mahasiswa Dirasat Islamiyah harus meningkatkan soft skill khususnya di bidang khitobah dan harus semangat mendalami bidang tersebut,” tuturnya. Sebagai narasumber pertama, Kiai Zia menjelaskan bahwa di antara kewajiban sebagai umat Rasulullah adalah berdakwah. Mengajak pada kebaikan adalah inti ajaran Islam. Lalu, Kiai yang juga menjabat sebagai ketua Komisi Dai Muda Asosiasi Dai-Daiyah Indonesia  ini membagi tips bagaimana menjadi dai yang moderat. “Sebagai seorang dai, kita harus memiliki sikap ‘adl. Keseimbangan dalam agama untuk tidak menggampang-gampangkan (tasahul). Juga upaya untuk tidak berlebihan (ifrath) dalam beragama, sekaligus tidak meremehkan (tafrith) segala bentuk ketaatan terhadap tuhan,” jelasnya. Selanjutnya, Gus Zia –sapaan akrab beliau-  menjelaskan etika dakwah Rasulullah, yaitu:
  1. Bersinergi antara ucapan dan perbuatan,
  2. Tidak ada kompromi dalam hal aqidah dan ijma’,
  3. Tidak mencela sesembahan agama lain, dan
  4. Tidak melakukan diskriminasi
Gus Zia juga menjelaskan kembali bahwa semua agama itu benar menurut pemeluknya masing-masing. Kita sebagai umat muslim harus yakin agama kita benar. Tetapi, kita juga harus menghargai agama lain, tanpa membenarkan agamanya. “Inilah dasar dari dai washathiyah (seimbang). Jadi, kita harus paham dan kita pun jangan merasa diri kita paling benar. Tentunya, akan banyak perbedaan. Maka dari itu kita harus memahami sebuah Khazanah keilmuan Islam,” terangnya. Beralih narasumber kedua, Ustaz Fauzan memberikan materi tentang ‘Bagaimana kita menyampaikan dakwah dan meningkatkan soft skill’. Menurutnya, seorang dai harus menguasai komunikasi public speaking. Anggota ADDAI ini juga memberikan rumusan basic ilmu public speaking ‘Must Theory’, di antaranya;
  1. Menguasai Ilmu Dakwah dan Komunikasi,
  2. Berpegang teguh pada prinsip al-Qur’an, dan
  3. Berpegang teguh pada prinsip Dakwah Rasul.
Selain itu, Ustaz Fauzan juga memberikan trik kemasan dakwah:
  1. Harus up to date atau fresh,
  2. Harus unik dan menarik, dan
  3. Tidak menyinggung orang lain.
Finalis Aksi Indosiar tersebut menyampaikan bahwa berdakwah itu harus ikhlas dari hati karena ruh seorang dai tercermin dari isi dakwahnya. (Tim Jurnalis: Nyimas Zulfa, Tim Editor: Beliday Maissy).