Wisudawan Sarjana ke-120: Tiga Mahasiswa FDI Raih Penghargaan Wisuda
Tiga wisudawan S1 Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) meraih penghargaan dalam acara Pembekalan Wisudawan Program Studi Dirasat Islamiyah (S1) Fakultas Dirasat Islamiyah ke-63/120 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis (4/6/2021). Mereka adalah Ismiyati sebagai wisudawan terbaik, Iip Latifah sebagai penulis skripsi terbaik, dan Iqra Yunus Palejwala sebagai wisudawan berprestasi non-akademik.
Penghargaan wisudawan terbaik S1 diraih oleh Ismiyati dengan Indeks Prestasi Akumulatif (IPK) 3,95. Mahasiswa yang merupakan mahasantri Darussunnah ini, kerap aktif di Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FDI Divisi Bahasa pada semester dua dan Divisi Pengkaderan pada periode berikutnya. Selain itu, ia sempat menjabat sebagai ketua klub debat bahasa Arab Al-Abqary selama setahun.
“Saya juga mahasantri di Darussunnah. Jadi kesibukannya ngaji, ektrakulikuler, dan menjabat ketua Abqary Debate Club selama setahun,” ungkapnya.
Selama menjalani kuliah, Ismi mengatakan bahwa ia merasa sulit membagi waktu dan mencatat tugas pelajaran. Dengan dua program studi sekaligus yang ia ambil, ia harus mampu membagi prioritas FDI dengan Darussunah. Namun, Ismi tetap semangat untuk terus menuntut ilmu sehingga ia mampu melewati prosesi sakral dalam perjalanan akademiknya, yakni wisuda.
Ismi berpesan kepada para juniornya, mahasiswa FDI, agar tetap semangat dalam menuntut ilmu dan memanfaatkan orang-orang hebat. Ia juga berpesan agar jangan malu bertanya dan jangan sungkan belajar bersama orang hebat sekalipun itu junior. Sekali duduk di bangku kuliah sudah harus paham dengan materi yang diajarkan.
“Harus punya obsesi yang kuat dan membara tentang gimana caranya biar bisa berbahasa, baca kitab dan paham pelajaran. Harus berusaha untuk paham Nahwu-Shorof karena itu kuncinya. Jangan mau yang instan saja, yang penting bisa bahasa. Percuma bahasanya lancar tapi susunan gramatikalnya tidak benar. Kalau ngga bisa, tanya sama orang-orang yang bisa atau buat komunitas sendiri, majlis ilmu,” tuturnya.
“Sesuai pidato saya, Dream! Though your beginning may be humble, may the end be prosperous,” sambungnya.
Selain wisudawan terbaik, penghargaan lainnya adalah penulis skripsi terbaik. Penghargaan ini berhasil dicapai oleh Iip Latifah melalui skripsinya yang berjudul:
أحكام تجهيز الجنازة للمسلم المصاب بفيروس كورونا (دراسة فقهية مقارنة بين فتاوى مجالس الإفتاء في العالم الإسلامي)
Mahasiswa yang merupakan alumni Pondok Pesantren Daar El-Qolam ini, menuturkan alasan memilih judul skripsi tersebut dikarenakan pembahasan mengenai tajhiz jenazah saat terjadi wabah Covid-19 sangat sedikit peminatnya. “Dari beberapa artikel, data, dan karya-karya sebelumnya lebih banyak membahas tentang masalah peribadatan di masa wabah Covid-19,” ujarnya. Di balik keberhasilannnya meraih skripsi terbaik, Latifah menceritakan bahwa dalam masa penulisan skripsi ia sempat jatuh sakit. “Setelah ACC proposal, ngga langsung dibuat skripsi. Ada jeda waktu. Ternyata di saat penjedaan waktu, qadarullah saya diberi nikmat sakit bertubi-tubi selama sebulan lebih,” tutur Latifah. Mengenai persiapan menulis skripsi, Latifah mengakui persiapan yang paling utama adalah niat dan tekad yang kuat serta usaha. “Gimana mau ngerjain kalau ngga punya tekad?,” tegasnya. Di sesi wawancara, ia mengungkapkan tips menulis skripsi. “Pertama, ingat pengorbanan orang tua, karena dengan begitu kita punya kekuatan untuk mulai melangkah. Kedua, harus bisa melawan rasa malas yang ada di diri kita. Karena ujian terberat sebagai mahasiswa menurut saya berada di semester akhir. Ketiga, harus berusaha dengan sungguh-sungguh. Seperti mencari data-data atau karya-karya sebelumnya yang bisa dijadikan rujukan. Keempat, jangan lupa meminta nasihat kepada dosen, teman, atau kepada ahlinya. Kelima, ikuti pedoman penulisan karya tulis ilmiah yang sudah ditetapkan oleh fakultas,” terangnya. Usai menyelesaikan S1, Latifah berencana untuk bekerja lantaran ia merupakan anak sulung dan ingin meringankan beban orang tua. Namun, jika ada rezeki ia berkeinginan melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2. Selain dua mahasiswa di atas, satu lagi mahasiswa peraih penghargaan ketiga pada acara wisuda ke-120 FDI ini, yaitu Iqra Yunus Palejwala. Mahasiswa Warga Negara Asing (WNA) asal Kanada ini mendapatkan penghargaan sebagai wisudawan berprestasi non-akademik. (Tim Jurnalis FDI: Raihanizza Ishma F.).